PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS GENDER DI INDONESIA

 


oleh UMAR

Dosen Febi IAIN Palopo

 Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan merupakan salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam implementasinya, masih terdapat kesenjangan gender yang cukup signifikan dalam berbagai aspek pembangunan ekonomi (World Bank, 2023). Perempuan di Indonesia masih menghadapi hambatan struktural dalam partisipasi ekonomi, seperti akses yang terbatas terhadap pendidikan, pekerjaan formal, serta sumber daya finansial (BPS, 2024).

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk perempuan lebih dari 49,5% memiliki potensi besar dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Akan tetapi, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Data menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2023 hanya mencapai 53,4%, sementara laki-laki mencapai 83,6% (BPS, 2024). Kesenjangan ini menghambat pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Di sektor UMKM, perempuan memiliki peran dominan dengan mengelola sekitar 64% dari total usaha kecil dan mikro di Indonesia. Meski demikian, mereka menghadapi keterbatasan dalam akses modal, pelatihan kewirausahaan, serta penetrasi pasar yang lebih luas (Rahma, 2021). Faktor sosial budaya juga menjadi tantangan bagi perempuan dalam dunia kerja dan bisnis, mereka masih sering dihadapkan pada stigma dan peran domestik yang membatasi ruang gerak mereka dalam kegiatan ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kesetaraan gender dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan guna mencapai pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, Adapun yang menjadi pembahasan utama dalam artikel ini yaitu :

 1. Peran Perempuan dalam Perekonomian Indonesia

Perempuan memainkan peran yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Di sektor formal, jumlah perempuan yang bekerja masih lebih rendah dibandingkan laki-laki, dengan banyak yang terjebak dalam pekerjaan informal dengan upah rendah dan perlindungan kerja yang minim (Bincang Perempuan, 2024). Selain itu, perempuan yang berada di sektor UMKM cenderung memiliki keterbatasan dalam akses pembiayaan, pelatihan bisnis, serta jaringan pasar yang lebih luas (World Bank, 2023).

Studi menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Menurut laporan McKinsey Global Institute (2023), jika kesetaraan gender dalam dunia kerja dapat diwujudkan, Indonesia berpotensi meningkatkan PDB hingga 135 miliar dolar AS pada tahun 2030.

 2. Kesenjangan Gender dalam Partisipasi Angkatan Kerja

Kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja di Indonesia masih cukup lebar. Berdasarkan data BPS (2024), perbedaan tingkat partisipasi kerja antara laki-laki dan perempuan mencapai lebih dari 30%. Penyebab utama dari rendahnya partisipasi perempuan adalah beban kerja domestik yang masih tidak seimbang, kurangnya akses terhadap fasilitas penitipan anak yang terjangkau, serta stigma sosial yang masih membatasi perempuan untuk terlibat dalam pekerjaan sektor formal (Rahma, 2021).

Analisis menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat partisipasi perempuan yang tinggi memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi kesenjangan ini perlu difokuskan pada kebijakan yang mendukung fleksibilitas kerja, penyediaan fasilitas penitipan anak yang terjangkau, serta peningkatan keterampilan perempuan dalam sektor ekonomi modern (Bincang Perempuan, 2024).

 3. Dampak Kesetaraan Gender terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kesetaraan gender tidak hanya berdampak pada keadilan sosial, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi yang besar. Studi yang dilakukan oleh World Economic Forum (2023) menunjukkan bahwa negara-negara dengan indeks kesetaraan gender yang tinggi cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Di Indonesia, peningkatan kesetaraan gender dalam akses pendidikan dan pekerjaan dapat berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan PDB (BPS, 2024).

Selain itu, investasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan juga dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga secara keseluruhan. Ketika perempuan memiliki kendali atas pendapatan mereka, alokasi pengeluaran cenderung lebih banyak dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan keluarga, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (Rahma, 2021).

 4. Kebijakan dan Program untuk Mendorong Kesetaraan Gender

Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan. Salah satu program yang signifikan adalah Program Pengarusutamaan Gender (PUG), yang bertujuan untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam setiap kebijakan pembangunan nasional (Bincang Perempuan, 2024).

Selain itu, program-program pendukung seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema khusus bagi perempuan wirausaha, serta pelatihan keterampilan berbasis digital untuk meningkatkan daya saing perempuan dalam ekonomi modern, telah mulai diterapkan. Namun, efektivitas dari program-program ini masih perlu ditingkatkan dengan memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar memberikan manfaat bagi perempuan yang berada dalam kelompok rentan.

 C.  Kesimpulan

Pembangunan ekonomi berbasis gender di Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi untuk mengatasi hambatan yang dihadapi perempuan dalam dunia ekonomi. Meskipun perempuan telah menunjukkan kontribusi besar dalam sektor ekonomi, masih terdapat kesenjangan yang signifikan yang perlu diatasi melalui kebijakan yang lebih responsif gender, peningkatan akses terhadap sumber daya ekonomi, serta perubahan norma sosial yang mendukung kesetaraan gender.

Dengan adanya kebijakan yang lebih inklusif dan dukungan dari berbagai sektor, kesetaraan gender dapat menjadi faktor kunci dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih adil dan inklusif bagi semua.

Daftar Pustaka

  • Badan Pusat Statistik. (2024). Indeks Pembangunan Gender (IPG) - Tabel Statistik. BPS.
  • Bincang Perempuan. (2024). Indonesia Perlu Terapkan Ekonomi Peka Gender Demi Maksimalkan Pertumbuhan dan Kurangi Kesenjangan.
  • McKinsey Global Institute. (2023). The Power of Parity: Advancing Gender Equality in Asia Pacific.
  • Rahma, A. (2021). Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Indonesia.
  • World Bank Group. (2023). Gender Equality for Growth: Research and Analytical Program in Indonesia.
  • World Economic Forum. (2023). Global Gender Gap Report 2023.

 


Posting Komentar

0 Komentar